Tidak asing lagi bagi kita bahwa membongkar segala bentuk kesesatan
dan para pelakunya merupakan suatu kewajiban berdasarkan ijma’ kaum
muslim sampai akhir zaman.
Suatu ketika dikatakan kepada Imam Ahmad Bin Hambal: “Manakah yang
lebih engkau senangi orang yang berpuasa, shalat dan beri’tikaf ataukah
orang yang membicarakan ahlu bid’ah?” Maka ia menjawab: “Kalau ia shalat
dan ber’itikaf maka itu (hanya) kembali ke dirinya sendiri sedangkan
kalau ia berbicara tentang ahlu bid’ah maka itu untuk kaum muslimin. Dan
itulah yang lebih utama.”
Begitu jauh firqah Syi’ah (yang sekarang menyebut diri sebagai Ahli
Bait untuk mengelabuhi umat Islam-red) menyimpang dari nash-nash yang
telah di gariskan oleh syariat. Sehingga diantaranya mereka mangatakan
bahwa Karbala lebih utama dari Ka’bah, berziarah ke Karbela pada hari
Arafah lebih utama dari hari semuanya, ziarah ke makam Husain merupakan
amalan yang paling utama. Dan ucapan-ucapan kufur lainnya yang
menunjukan bahwa mereka telah terjerumus ke dalam kesesatan yang nyata.
Mereka tempuh segala cara dalam rangka mematikan cahaya Allah Subhanahu
wa Ta’ala dengan syubhat dan syahwat yang mereka lontarkan. Maka
jelaslah bahwa mereka adalah musuh-musuh Allah Subhanahu wa Ta’ala yang
wajib kita perangi dengan segenap kemampuan. Di antara usaha Syi’ah
untuk mematahkan Islam dam kaum muslimin ada tiga cara yang dapat kami
sebutkan secara ringkas yaitu:
MENYUSUPKAN PEMAHAMAN SESAT KE DALAM ISLAM.
Dalam upaya menyebarkan misi kesesatan Syi’ah, mereka tempuh hal itu
dengan beberapa cara di antaranya:
1. Imamah (Kepemimpinan) [1]
Imamah menurut bahasa mempunyai arti kepemimpinan, baik dalam bingkai
kebenaran ataupun kesesatan. Sedangkan menurut Syi’ah, imamah mempunyai
arti khusus, mereka meyakini bahwa “Imamah adalah derajat kenabian.
Menurut mereka Sebagaimana Allah Subhanahu wa Ta’ala memilih dari
hamba-Nya yang Dia kehendaki sebagai nabi dan rasul, demikian pula Allah
memilih dari hamba-Nya yang Dia kehendaki sebagai imam bagi sekalian
manusia”. Bahkan Syi’ah Itsna Asyariyah menganggap bahwa imamah adalah
salah satu dari rukun Islam [2] . Ini semua adalah pemahaman sesat yang
menyelisihi nash-nash al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam. Kerana ini adalah aqidah bid’ah yang tidak berasal
dari Islam sama sekali.
2.Taqiyah (Menyembunyikan Hakekat)
Ulama Syi’ah mendefinisikan arti taqiyah yaitu : “Engkau mengatakan atau
berbuat tidak sesuai dengan apa yang engkau yakini untuk menghindari
kejahatan atas dirimu atau hartamu atau untuk menjaga kehormatanmu” [3].
Akan tetapi firqah Syi’ah ini menjadikan taqiyah tersebut sebagai
alat pengumbar hawa nafsu iblis mereka, sekaligus propaganda kesesatan
mereka. Mereka menganggap bahwa taqiyah lebih tinggi kedudukannya di
banding keimanan seseorang. Itu sebagaimana yang dinyatakan oleh para
pembesar mereka, antara lain : Dari Abu Abdillah (tokoh Syi’ah), ia
berkata : “Bertaqwalah kalian kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam
agama kalian dan lindungilah agama kalian dengan taqiyah, maka
sesungguhnya tidaklah mempunyai keimanan orang yang tidak bertaqiyah”.
Ia juga mengatakan “Siapa yang menyebarkan rahasia berarti ragu dan
siapa yang mengatakan kepada selain keluarganya berarti kafir” [4]
Dari Abu Ja’far (tokoh Syi’ah), ia berkata: “Taqiyah adalah agamaku
dan agama bapakku dan tidak ada iman bagi orang yang tidak bertaqiyah”
[5]
Ini semua menunjukkan bahwa taqiyah merupakan metode serta senjata
ampuh yang biasa dilancarkan oleh tokoh-tokoh Syi’ah pada umumnya di
mana saja dan kapan saja dengan tujuan menjauhkan kaum muslimin dari
Kitabullah dan Sunnah Rasulullah.
Untuk menepis syubhat taqiyah ini, maka cukuplah kami kemukakan
sebagian perkataan ulama Salaf sebagai bantahan atas pernyataan mereka,
yaitu : “Tidak ada taqiyah lagi setelah Allah memenangkan Islam.”
Mu’adz bin Jabal dan Mujahid berkata: Taqiyah hanya ada pada
permulaan Islam, sebelum kuatnya kuam muslimin, adapun sekarang maka
Allah telah memuliakan kaum muslimin tanpa ada rasa takut dari musuh
mereka .
3. Raj’ah
Pengertian Raj’ah adalah : “Kembalinya orang yang sudah mati ke dunia
sebelum hari kiamat, atau memanggil mereka kedunia sesudah mati.” [6]
Ini jelas keyakinan sesat yang menyelisihi petunjuk al-Qur’an dan
Sunnah serta aqidah Salafus Shalih. Barangsiapa yang mempercayai hal
ini, maka ia telah terjerumus pada perbuatan kufur yang bisa menyeret
pelakunya menjadi kafir. Wal’iyadzu Billah. Pencetus paham ini adalah
Ibnu Saba’, seorang gembong Yahudi. Dengan demikian Raj’ah merupakan
pemahaman yang di adopsi dari tokoh Yahudi.
Al-Mufid berkata: “Syi’ah Imamiyah (sekte yang dianut mendiang
Khomaini dan Iran hingga sekarang-red) sepakat akan kepastian adanya
Raj’ah yang sangat banyak dari orang yang sudah mati”.[7]
Ini adalah perkataan tokoh-tokoh Syi’ah yang memperkuat aqidah mereka
tentang Raj’ah. Munculnya pemahamam ini adalah karena sebagian firqah
Syi’ah mengingkari dan tidak beriman dengan yaumul qiyamah (hari kiamat)
yaitu hari pembalasan.
Ibnu Hajar berkata : “Mengimani adanya Raj’ah merupakan puncak ghuluw
[8] dalam firqah Syi’ah Rafidhah.” [9]. Maka kita katakan bahwa
kembalinya orang yang mati sebelum hari kiamat adalah batil menurut
ijma’ kaum muslimin, karena Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman :
وَمَآأَنتَ بِمُسْمِعٍ مَّن فِي الْقُبُورِ
Kamu sekali-kali tiada sanggup menjadikan orang yang di dalam kubur
dapat mendengar. [Al-Fathir : 22]
Ibnu Katsir berkata: “Orang yang telah mati tidak dapat memberi
manfaat” [Tafsir Ibnu Katsir 3/723].
Manfaat di sini bersifat umum, baik untuk dirinya sendiri maupun
untuk orang lain, sehingga mustahil orang mati dapat menghidupkan
dirinya sendiiri. Oleh kerana itu merupakan hikmah Allah, jika suatu
kaum sengaja membuat ajaran sesat yang tidak di ridhai oleh Allah baik
dalam aqidah, metodologi atau lainnya, maka Allah akan menyingkap
borok-borok mereka. Walaupun niat mereka baik atau tujuan mereka adalah
beribadah.
Di antara paham sesat meraka yang lain ialah al-Bada [10], al-
Ghaibah [11], dan masih banyak lagi lainnya, yang kesemuanya itu
hanyalah khurafat yang di ajarkan oleh setan mereka.
Akan tetapi orang Syi’ah tidak merasa malu bahkan bangga karena
merasa benar dengan keyakinann yang sesat ini . Dan mereka terus
mendakwahkan keyakinan sesat itu. Wallahul musta’an.
BANTAHAN-BANTAHANNYA
Perkara-perkara di atas termasuk hal dapat di ketahui dengan pasti akan
kesesatannya dalam Islam. Karena di dalamnya banyak terdapat
penyimpangan berupa; kemusyrikan, bid’ah dan khurafat. Orang syi’ah
meyakini kema’suman sang imam, lebih utama dari nabi, bahkan mereka
anggap mempunyai sifat-sifat ketuhanan. Maka Ini jelas merupakan puncak
kemusyrikan. Padahal Allah berfiraman :
لَئِنْ أَشْرَكْتَ لَيَحْبَطَنَّ عَمَلُكَ وَلَتَكُونَنَّ مِّنَ
الْخَاسِرِينَ
Jika kamu menyekutukan Allah, niscaya akan hapus amalmu, dan menjadi
orang yang merugi. [Az-Zumar: 65]
إِنَّهُ مَن يُشْرِكْ بِاللهِ فَقَدْ حَرَّمَ اللهُ عَلَيْهِ الْجَنَّةَ
وَمَأْوَاهُ النَّارُ وَمَالِلظَّالِمِينَ مِنْ أَنصَارٍ
Sesungguhnya barang siapa menyekutukan Allah, maka Allah haramkan
baginya surga dan tempat kembalinya adalah neraka. [Al- Maidah: 72].
Maka Kalau hanya mengatakan, seandainya kalau bukan karena si fulan
dan si fulan, sudah merupakan syirik, maka bagaimana halnya dengan
pengagungan orang Syi’ah terhadap imam-imam mereka, jelas nyata sekali
kemusyrikannya. Maka semua ini adalah haram. Karena Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah bersabda.
لاَتُطْرُوْنِي كَمَا أَطْرَتِ اْلنَصَارَى إِبْنَ مَرْيَمَ إِنَّمَا
أَنَا عَبْدُاللهِ وَرَسُوْلِهِ فَقُوْلُوْا عَبْدُاللهِ وَرَسُوْلِهِ
أَخْرَجَاهُ
Janganlah kalian melampaui batas menyanjungku sebagaimana orang
nasrani melampaui batas menyanjung Isa bin Maryam, sesungguhnya aku
hanyalah hamba dan utusannya, maka panggilah aku hamba-Nya dan
rasul-Nya. [HR. Bukhari dan Muslim].
Jika kepada Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam kita di larang
melampaui batas, seperti istianah, istiadzah (meminta perlindungan)
kepadanya, istighatsah (mengadu) kepadanya, maka apalagi kepada orang
lain, yang sudah jelas lebih rendah kedudukannya dan hina, tentu akan
lebih di larang oleh agama kita.
MENGKAFIRAN KAUM MUSLIM
1. Pengkafiran Mereka Terhadap Sahabat Dan Ahlu Bait Rasulullah
Shallallahu Alaihi Wa Sallam
Banyak kitab Sy’iah yang penuh dengan laknat dan pengkafiran terhadap
orang yang sudah di ridhai dan di jamin masuk surga oleh Allah, baik
dari kalangan muhajirin maupun anshar, Ahlu Badr, Ahlu Bai’atir Ridwan
serta semua sahabat kecuali hanya sedikit saja yang tidak mereka
kafirkan, yang hampir bisa di hitung dengan jari.
Ibnu Taimiyah berkata : ”Seseungggunya Syi’ah Rafidhah mengatakan:
“Sesunggunya kaum Muhajirin dan Anshar menyembunyikan nash-nash sehingga
mereka kafir kecuali hanya sedikit saja, lebih dari 10 orang dan
sesungguhnya Abu Bakar, Umar dan semisal keduanya adalah orang munafik,
yang sebelumnya adalah iman kemudian kafir.” [12]
Terdapat dalam Kitab Syi’ah Istna ‘Asyariyah yang mengatakan:
“Sesungguhnya para sahabat, di karenakan mereka telah membai’at Abu
Bakar, maka semuanya menjadi kafir kecuali tiga orang” dan dalam riwayat
lain mereka menambahkan tiga atau empat, yaitu di masa khalifah Ali
sehingga seluruhnya menjadi tujuh.” [13]
Dari Hinan bin Sadir (tokoh syi’ah) dari bapaknya dari Abu Ja’far, ia
berkata: “Semua manusia menjadi kafir setalah meninggalnya nabi
Shallallahu ‘alaihi wa sallam kecuali tiga orang yaitu : Miqdad bin
Aswad, Abu Dzar al-Ghifari dan Salman al-Farisi.” [14]
Al-Majlisi (seorang tokoh besar dan guru Syi’ah) berkata: Barangsiapa
yag tidak berlepas diri dari Abu Bakar, Umar dan Utsman maka ia adalah
musuh kami walapun ia sangat mencintai Ali. [15]
Inilah bukti kuat pengkafiran mereka terhadap para sahabat dan kaum
muslimin pada umumnya. Ini adalah ucapan para pembesar Syi’ah (termuat
dalam buku-buku mereka sendiri), sehingga tidak mungkin untuk di
pungkiri oleh sipapun, dengan dalih apapun. Padahal tuduhan kafir
tersebut sebenarnya telah berbalik total kepada mereka sendiri, sebab
pengakafiran mereka hanya berdasarkan nafsu belaka.
Lebih dari itu mereka juga mengkafirkan sebagian dari Ahli Bait
Rasulullah Shallallahu ‘alaihiwa sallam, seperti paman Nabi yaitu
Al-Abbas dan penerjemah ulung al-Qur’an yaitu Abdullah bin Abbas. Orang
Syi’ah menganggapnya kerdil dan bodoh, sebagaimana yang termaktub dalam
kitab-kitab mereka yang sesat. [16]. Selain itu, mereka juga mendoakan
laknat untuk Ahlul Bait, sebagaimana yang termaktub dalam kitab Rijal
al-Kusyi, Do’anya adalah “Ya Allah laknatlah bani Fulan dan Fulan,
butakan kedua matanya, sebagaimana engkau butakan kedua hatinya, dan
jadikanlah kematian hati manusia sebagai tanda kematian kedua hatinya.”
[17]. Lalu tokoh mereka Hasan Mustafa mengatakan, “keduanya adalah
Abdullah bin Abbas dan Ubaidillah bin Abbas”
Maka lihatlah bagaimana mereka menganggap generasi termulia sesudah
Nabinya menjadi seperti iblis atau seperti Abu Jahal hingga berani
mengkafirkan mereka. Padahal dengan celaan mereka terhadap sahabat saja,
sudah berarti mencela Nabi dan Islam. Cukuplah bagi kita untuk menepis
kebatilan mereka yang bertumpuk-tumpuk ini, dengan membacakan hadits
kepada mereka tentang keutamaan sahabat :
عَنْ أَبِي سَعِيْدٍ اَلْخُذْرِي-رَضِيَ اللهُ عَنْهُ – قَالَ : فَالَ
رَسُوْلُ اللهِ لاَ تَسُبُّوْا أَصْحَابِي فَلَوْ اَنَّ أَحَدَكُمْ
أَنْفَقَ مِثْلَ اُحُدٍ ذَهَبًا مَا بَلَغَ مُدَّ أَحَدِهِمْ وَلاَ
نَصِيْفَهُ
Dari Abi Said al-Khudri Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda “Janganlah kalian mencelah
sahabatku , karena seandainya kalian berinfak emas sebesar gunung Uhud ,
niscaya tidak akan dapat menyamai dari kebaikan mereka (walaupun) satu
mud atau setangahnya. [18]
2. Pengkafiran Mereka Terhadap Khalifah Dan Pemerintahan Islam Serta
Menghukuminya Sebagai Negara Kafir.
Menurut Syi’ah Itsna’ Asyariyah bahwa semua pemerintahan selain
pemerintahan Itsna’asyaryah adalah batil, dan penguasanya adalah
thaghut. Barangsiapa yang berbai’at kepadanya tak ubahnya seperti orang
yang membai’at thaghut. Mereka berpendapat bahwa semua khalifah selain
Ali dan Hasan adalah thaghut, sekalipun mereka menyeru kepada kebenaran.
[19]
Al- Majlisi mengatakan : “Bahwa Khulafa’ur Rasyidin adalah para
perampas yang murtad dari Islam, semoga Allah melaknat mereka dan orang
yang mengikuti mereka karena mereka mendzalimi Ahlul Bait dari awal
hingga akhir.” [20]
Dan dari Abu Basyir ia berkata : “Sesungguhnya penduduk Makkah telah
kafir kepada Allah dengan nyata dan sesungguhnya penduduk Madinah tujuh
puluh kali lipat lebih jelek di banding penduduk Makkah.” [21]
Sedangkan di masa Ja’far bin Shadiq, Syi’ah Rafidhah juga mengatakan:
“Penduduk Syam lebih jelek daripada penduduk Romawi [22] dan penduduk
Madinah tujuh puluh kali lebih jelek dari penduduk Makkah, sedangkan
peduduk Makkah telah kafir dengan nyata.” [23]
Demikianlah ucapan ulama Syi’ah, begitu kotor dan keji, Seakan-akan
mereka seperti orang yang kehilangan akal mereka, alias seperti orang
gila; entah gila singgasana, gila hormat, atau gila harta.
Orang Syi’ah memang identik dengan kekerasan, selalu menghalalkan
segala macam cara untuk mencapai tujuan walau dengan kudeta asal menang,
meskipun harus memangsa kaum Muslimin. Jelas ini adalah teori syetan
yang ingin menuhankan dirinya seperti Fir’aun. Kemudian di antara
kebiasaan keji orang-orang Syi’ah yang lain, adalah mencerca nagara
muslim serta mengkafirkan mereka. Apalagi negara yang iltizam
(berpegang) dengan hukum Islam dan banyak menerapkan sunnah Rusululah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
5. Mengkafirkan Para Qadhi (Hakim) Kaum Muslimin.
Orang Syi’ah menganggap seluruh qadhi kaum muslimin kafir, penghasilan
mereka di anggap haram, orang yang memakan penghasilan mereka di anggap
seperti orang yang memakan makanan haram begitu pula hukum mereka adalah
hukum syetan, siapa yang kerhukum kepada mereka, maka di anggap seperti
berhukum kepada thaghut dan siapa yang kembali kepada mereka dalam
urusan agama di anggap seperti kembali kepada thaghut sekalipun ia
berhukum atau kembali dalam masalah kebaikan dan kebanaran. Mereka
berdalil dengan ayat :
يُرِيدُونَ أَ يَتَحاَكَمُوا إِلَى الطَّاغُوتِ وَقَدْ أُمِرُوا أَن
يَكْفُرُوا
Mereka hendak berhakim kepada thagut, padahal mereka telah di
perintah untuk mengingkari terhadap thagut itu. [An-Nisa’ : 60]
Kalau mereka berdalil dalam masalah ini dengan ayat di atas, maka hal
itu jelas merapukan bukti akan kedunguan dan kesesatan mereka yang
nyata. [24]
6. Mengkafirkan Ulama Islam.
Dalam sebuah riwayat “Dari Harun bin Kharijah, ia berkata: Aku berkata
kepada Abu Abdillah: kami ingin mendatangi para penyeleweng itu, [25]
kami ingin mendengar hadits dari mereka untuk kami jadikan bantahan
terhadap mereka. Lalu Abu Abdillah mengatakan: Janganlah kalian
mendatangi dan mendengarkan mereka, karena mereka dan agama mereka telah
di laknat oleh Allah.” [26] Inilah bukti falid bahwa orang Syi’ah telah
mengkafirkan ulama-ulama kita.
Kalau keadaan Syi’ah dahulu sudah sebobrok ini, padahal mereka
mengaku masih menaruh cintah kepada Ahlul Bait dan mengakui Ali sebagai
khalifah, bagaimana halnya dengan sekarang, tidak ragu lagi tentu akan
lebih jauh dan menyaimpang.
8. Mereka Mengkafirkan Seluruh Umat.
Lebih dari itu, sesunggunya orang Syi’ah telah mengkafirkan umat ini
secara keselurusn. Seperti yang terbongkar dalam kitab-kitab mereka.
bahkan mereka menganggap orang muslim sebagai orang yang murtad dari
Islam, hanya untuk membela kesesatan mereka sendiri, seperti pengikut
Musailamah al-Kadzdzab, dan pengekor aliran zindiq, di antaranya Mukhtar
bin Abu Ubaid, Nashir at- Tushy, tentara dajjal seperti Jabir al-Ja’fy,
Zurarah bin A’yun serta pembunuh Umar bin Khattab yaitu Abu lu’lu’
al-Majusyi
Dalam suatu riyawat, tatkala meraka mendatangi sahabat Ali mereka
berkata: “Semoga Allah melaknat orang yang menyelisihi engkau,
mendustakan engkau, mendzalimi engkau, semoga Allah melaknat umat yang
menentangmu, yang merendahkan engkau, segala puji bagi Allah yang
menjadikan neraka sebagai tempat kembali mereka. Ya Allah laknatlah
semua thaghut, Latta dan Uzza. Ya Allah laknatlah semua manusia,
pengikut mereka, wali-wali mereka, penolong mereka dengan laknat yang
besar.
Dari sini jelaslah, bahwa Syi’ah tidak meninggalkan seorangpun dari
umat Muhammad ini kecuali mereka laknat dan meraka kafirkan seenaknya,
tanpa sehelai rambutpun dari kebenaran yang mereka jadikan hujjah
atasnya.
Sungguh, alangkah bodohnya orang Syi’ah, alangka sesatnya mereka,
tatkala mentafsirkan ayat ini [27] hanya untuk kelompok mereka. Coba
kalau mereka kita tanya, mana dalil-mu ?! Apa bukti- mu ?!, pasti mereka
tidak akan bisa menjawab.
Ibnu Katsir berkata dalam tafsirnya : Dalam ayat ini terdapat celaan
secara umum bagi orang yang menyimpang dari berhukum kepda selain
al-Qur’an dan Sunnah”. (Tafsir Ibnu Katsir: 1/678). Lalu atas dasar apa
mereka lancang mengkafirkan para qadhi kaum muslimin, para sahabat,
bahkan seluruh umat ini ?!! apa hujah mereka.?!!. Tidak ada.
MEMBUAT MAKAR JAHAT
Seabrek metode telah di luncurkan oleh Syi’ah, mulai dari yang
tercanggih sampai yang paling tradaisional, dalam rangka meluluh
lantakan Islam dan kaum muslimin. Kali ini mereka pasang doktrin
iblis.yaitu teori TAQRIB (pedekatan hubungan) antara kelompok syi’iy
dengan sunny (tentu dengan maksud agar syi’ah dapat diterima di kalangan
kaum Muslimin. Sesudah itu kaum Muslimin terperangkap dalam ajaran
Syi’ah-red). Ini artinya mereka ingin mencampur adukan antara tauhid
dengan syirik, bid’ah dengan sunnah, dan kebenaran dengan kebatilan.
Sungguh ini merupakan suatu hal yang mustahil menurut akal apalagi
dalil. Maka akan lebih pas jika metode ini kita beri nama doktrin
syaitaniyah, karena memang sumbernya dari syetan.
Pertama kali yang memprakarsai gagasan ini bernama Syeikh Muhammad
Abu Zahrah At-Tusy. [28]. Teori yang sama juga di terapkan oleh
sekelompok orang yang mengklaim dirinya sebagai ahlus sunnah. Sehingga
secara umum syi’iy dan sunny telah menempuh metode pendekatan ini dengan
dua macam cara yaitu pendekatan secara pribadi dan sacara berkompok :
1. Pendekatan Pribadi Dari Kalangan Yang Mengaku Ahlus Sunnah Di
Antaranya:
a. Muhammad Abduh. [29]
Dialah orang pertama yang mempropagandakan pemikiran ini, setelah banyak
mengadopasi pemikiran-pemikiran sesat dari gurunya yaitu Jamaluddin
Al-Irani (al-Afghany) yang berasal dari firqah Syi’ah Rafidhah. Muhammad
Abduh dalam pemahamannya banyak menganut dan mengandalkan akal,
sehinnga ia lebih di kenal sebagai tokoh aqlaniyun yaitu pendewa akal.
Ia pernah belajar di universits Al-Azhar mesir. Ia menganut aliran
filsafat. [30]. Menurut dia Syi’ah adalah firqah paling perlu untuk di
luruskan. Tetapi ucapan ini sebenarnya itu hanyalah slogan, karena hasil
yang ia dapatkan dalam mendekatkan antara Syi’ah dengan ahlus sunnah
tidak terbukti sampai sekarang.
b. Mustafa As Siba’i. [31]
Termasuk jajaran tokoh yang menyerukan metode ini, ia kerapkali bahu
membahu dengan ulama Syi’ah dalam rangka untuk menyatukan keduanya, baik
melalui muktamar atau yang lainnya. Bahkan salah satu metode yang dia
pakai dalam rangka mendekatkan antara Syi’ah dengan Sunnah yaitu dengan
cara menyebarkan fiqh Syi’ah dalam buku dan kajian dan ziarah ke
ulama-ulama Syi’ah. Ini semua jelas menunjukan akan kelabilan aqidah dan
manhaj beilau, khususnya dalam masalah al-wala’dan bara’, karena
siapapun orang yang menyimpng dari manhaj yang haq, baik dalam masalah
Aqidah, ibadah atau yang lain, maka kita wajib menolaknya.
c. Musa Jarullah [32]
Di antara usaha Musa Jarullah untuk mendekatkan kedua kelompok ini yaitu
dengan pengiriman surat kepada ulama Syi’ah di Najf serta
pengingkarannya terhadap peyimpangan Syi’ah dan lain-lain. Akan tetapi
tak membuahkan hasil, malahan suratnya di balas dengan cercaan yang
lebih dasyat terhadap dirinya. Akhirnya iapun mengatakan: “Sesungguynya
saya hanya ingin mambela kemulian agama dan umat ini”. Kegagalan dakwah
Musa Jarullah ini tidak lain kecuali karena ia memakai cara-cara bid’ah
yang tidak di kenal oleh Islam. Ini pelajaran. Maka kita tidak boleh
mencontohnya. Dan masih banyak lagi tokoh-tokoh lain, akan tetapi
semuanya tumbang terlihat hasilnya.Dan begitu pula yang lain-lain..
2. Pendekatan Jama’iyah (Kolektif)
a. Jama’ah Ukhuwah Islamiyah.
Jama’ah ini di dirikan pada tahun 1937M di mesir, di pimpin oleh seorang
kebatinan yang mengaku beraliran Syi’ah Ismailiyah. Ia bernama Muhammad
Hasan al-A’dzamy berasal dari India, ia menyembunyikan ke-syi’ahannya,
dengan tujuan untuk menyatukan antara syi’iy dengan sunny, padahal
sebanarnya ia ingin menyebarkan paham kebatinannya yang sesat. Ia pernah
mengatakan : “Jawabanku kepada orang yang bertanya kepadaku ‘apa
madzhab-mu’, maka aku jawab : saya muslim”. Ini adalah perkataan yang
dimaksudkan untuk kebatilan dan untuk membenarkan kesesatan Syi’ah yang
terlaknat itu.
b. Darul Inshaf.
Dirikan pada tahun 1366H oleh Hasyim Daftardar dan Muhammad Za’by. Di
antara langkah kongkrit mereka adalah taqrib (mendekatkan) beberapa
madzhab menjadi satu madzhab Islam, berpusat di Mesir. Dalam kitab
“Islam bainas Syi’ah was Sunnah” meraka mengatakan: bahwa Rafidhah
adalah orang yang membenci sahabat sedangkan Syi’ah adalah orang yang
mencintai dan ridha kepada mereka. Penyimpangan kelompok ini adalah
karena mereka membedakan antara Syi’ah dan Rafidhah, padahal hakekatanya
adalah sama, seperti yang dinyatakan oleh para ulama Syi’ah [Lihat
kitab, Tasyayyu’ Dzahirah Thabi’iyah hal :78]
c. Darut Taqrib Bainal Madzahibil Islamiyah.
Jama’ah ini di pelopori oleh ulama Rafidhah yang bernama Muhammad
Taqiyul Qumy pada tahun 1364H di Kairo. Hampir sepertiga ulama Mesir
waktu itu menyambut gerakan ini. Misi organisasi ini adalah ingin
menyatukan seluruh madzab islam menjadi satu kelompok atau madzhab.
Dan masih banyak kelompok lainnya yang mengupayakan persatuan, namun
tak satupun yang berhasil, karena Allah tidak meridhai cara-cara mereka.
Sehingga semuanya berakhir dengan kegagala dan penderitaan.
Demikianlah beberapa strategi dan langkah kaum Syi’ah untuk
menyesatkan kaum Muslimin dan untuk menjajakan agama mereka supaya di
terima umat Islam. Pada gilirannya, setelah kaum Muslimin menerima dan
membenarkan agama syi’ah, maka mereka akan di tarik masuk ke dalam agama
syi’ah dengan rayuan-rayuan menariknya. Semoga kita tetap mewaspadai
gerakan mereka. Apalagi kini dengan gencarnya, kaum Syi’ah dunia maupun
kaum Syi’ah Indonesia menyatakan diri sebagai pecinta Ahli Bait, dengan
membuat nama perkumpulan seperti IJABI. Padahal hakikatnya mereka
pembenci Ahli Bait, namun diselubungi aqidah mereka, yaitu taqiyah.
Waspadalah. Wallahu Waliyyu at-Taufiq.
Maraji’:
1. Mas’alatut-Taqrib Baina Ahlis Sunnah was Syi’ah (DR.Nashir bin
Abdillah bin Ali al-Qifary).
2. Ushul Madzhabis Syi’ah (DR.Nashir bin Abdillah bin Ali al-Qifary.).
3. Kitab al-Imamah war Rad ‘ala Rafidhah Al-Hafidz Abu Nu’im al-Asbahany
Tidak ada komentar:
Posting Komentar